Pages

March 04, 2013

[MOVIE REVIEW] Silver Linings Playbook


Weekend kemarin akhirnya sempet nonton Silver Linings Playbook! Penasaran banget sejak film ini banyak diperbincangkan di twitter, dan banyak yang terkesan sama film ini. Terus tambah penasaran karena Jennifer Lawrence berhasil memenangkan Best Actress di Academy Awards karena perannya di film ini. Jujur aja waktu tahu kalo J-Law dipasangkan dengan Bradley Cooper disini, saya rada sangsi, abisnya selain perbedaan umur yang cukup jauh, saya terbiasa menonton J-Law menjadi Katniss, dan kayaknya sik nggak bakal ada chemistry-chemistynya sama Bradley Cooper.

Eh salah lho!

Ternyata chemistrynya dibangun dengan baik, pelan-pelan sih, cuma pasti. Di awal cerita kita diperkenalkan dengan tokoh Pat Solitano, Jr (Bradley Cooper). Pat Jr baru dibebaskan dari semacam pusat rehabilitasi untuk pengidap penyakit jiwa karena jaminan dari ibunya terhadap pengadilan. Usut punya usut ternyata Pat Jr mengidap bipolar disorder (nantinya ketauan juga kayaknya bapaknya mengidap penyakit jiwa, OCD or something, saya nggak terlalu menangkap) dan ketika dia menangkap basah istrinya, Nikki, selingkuh dengan  rekan kerja mereka, seorang guru sejarah di tempat mereka berdua mengajar, Pat naik darah dan memukuli guru sejarah tersebut.

Setelah delapan bulan di rehabilitasi, ibu Pat Jr menjamin Pat ke pengadilan agar Pat Jr bisa keluar dari rehab. Setelah keluar Pat Jr berusaha untuk kembali ke Nikki, padahal dia memiliki restraining order sehingga tidak boleh berhubungan dengan Nikki. Disini mulai terlihat bagaimana bipolar mempengaruhi perilaku Pat Jr, dan juga mempengaruhi keluarganya. Saya salut sekali dengan ibu Pat yang sabar luar biasa menghadapi anak dan suaminya yang bisa dibilang sama-sama gila dan emosian.

Lalu, mana J-Law yang ditunggu-tunggu? Suatu hari Pat Jr diundang ke makan malam yang diselenggarakan oleh teman dekatnya, Danny dan Veronica Maxwell (hello there, Julia Stiles!). Ternyata pada makan malam itu, Tiffanny (J-Law) adik dari Veronica ikut diundang.

Mulailah percakapan-percakapan lucu antara Pat Jr dan Tiffany. Chemistrynya? Luar biasa. J-Law sama sekali tidak menunjukkan ke-Katniss-annya di film ini. Skrip yang lucu pun tak berhenti membuat saya tertawa terbahak-bahak sepanjang film.
Tiffany: Hey!  
Pat: What the fuck? I'm married!  
Tiffany: So am I! 
Pat: What the fuck are you doing, your husband's dead!  
Tiffany: Where's your wife?  
Pat: You're crazy!  
Tiffany: I'm not the one who just got out of that hospital in Baltimore.  
Pat: And I'm not the big slut!... I'm sorry... I'm sorry... I'm sorry.  
Tiffany: I was a big slut, but I'm not any more. There's always going to be a part of me that's sloppy and dirty, but I like that. With all the other parts of myself. Can you say the same about yourself fucker? Can you forgive? Are you any good at that? 
Jadi akhirnya gimana? Bradley Cooper berhasil memainkan seorang pengidap bipolar yang berusaha untuk memenangkan kembali hati istrinya, termaksud dengan membaca semua buku yang masuk silabus istrinya, dan berdansa dengan Tiffany agar Tiffany mau menyampaikan surat darinya kepada Nikki. Lalu bagaimana dengan Tiffany yang tampaknya mulai tertarik dengan Pat Jr?

Sebagai penyuka happy ending, saya browsing sebentar endingnya (hahaha, it's cheating, but what can I say? I can whine forever when I watch some sad ending story. Dan baru inget kalo Pat Jr juga nggak suka buku dengan ending yang sedih). Syukurlah film ini berakhir dengan happy ending seperti film-film drama romantis pada umumnya. Tapi bisa dibilang, the result doesn't matter. The process matters. A lot. Disini juga bisa liat Bradley Cooper dan J-Law nge-dance! Seru sekali!

Jadi, untuk film ini, 4 dari 5 bintang. Suka-suka pemainnya, plotnya, skripnya, bahkan soundtracknya. Bisa liat Robert de Niro dan Chris Tucker juga disini! :)

No comments:

Post a Comment