Pages

March 13, 2013

Pertanyaan Melati

"Do you believe in second chance?"

Suatu pagi Melati menanyakan hal ini kepada saya.

"Tungguuu.. masalah second chance apa dulu ini? Secara umum sih gw percaya sama second chance, tapi kalo hubungannya sama selingkuh, gw nggak bisa janji deh. Gw percaya, tapi kalo misalnya kejadian sama gw, jujur, I have no idea what to do."


I don't tolerate infidelity. Ever. Nggak tau kenapa,ngebayanginnya aja saya nggak mampu. Amit-amit deh kalo sampai kejadian pada saya. Makanya waktu Melati tanya ke saya, apakah saya akan memberikan kesempatan kedua kalau pasangan saya sudah ketauan nggak setia, saya bener-bener nggak tau deh harus ngomong apa.

Kalau baca disini dan disini, jaman sekarang apapun bisa terjadi ya. Ketakutan buat hal itu ada, cuma salah seorang ayah dari teman saya pernah berkata, "Berdoa aja, dan jadi orang baik. Kalau kita jadi orang baik, insya Allah pasangan yang didapat bakal baik juga." Nah, berarti kembali ke have a faith, soalnya kalo misalnya nggak gitu, bakal ketakutan terus dunk untuk memulai hubungan?

Nah, kembali kalau misalnya menemukan pasangan kita selingkuh, siapkah kita untuk memberinya kesempatan kedua?

YES? Mungkin iya. Walaupun perjalanan yang ditempuh untuk berkata iya ini pasti bakalan sulit dan berliku banget. Tapi demi cinta? Putus waktu pacaran aja udah sakit banget, apalagi cerai. Kalau misalnya alasan cinta terlalu naif, mungkin demi anak-anak? I haven't had kids yet, tapi kalo denger-denger dari orang lain (even my mom said that) cinta kepada anak bisa membuat orang tua melakukan apa saja, termasuk berusaha keras mempertahankan atau memperbaiki pernikahannya. 

NO? Karena mungkin usaha yang ditempuh akan sangat sulit dan menyakitkan. Pertama, apakah kita bakal mempercayai pasangan seperti sebelum itu terjadi? Kedua, siapkah kita mengubur dalam-dalam kejadian yang sudah lalu dan berusaha untuk TIDAK PERNAH mengungkit kejadian itu kembali dengan pasangan kita pada saat terjadi perdebatan antara kita dengan pasangan? You know, it's easy to forgive, but forget?

Jadi, sebenarnya saya juga nggak tahu langkah apa yang saya bakal pilih KALAU itu terjadi. Dan saya nggak tahu, apakah saya berani memberikan KESEMPATAN KEDUA itu pada saatnya nanti. Yah, mari berdoa saja agar hal-hal yang tidak diinginkan itu nggak terjadi di hidup kita semua. Amin :)

[MOVIE REVIEW] Zero Dark Thirty

Holiday means good food and good movie!

Selasa kemarin libur karena Hari Raya Nyepi, prove that it's really good to have religion diversity in our country, see? Liburan berarti makan banyaaaak dan nonton film dan series yang banyak! Good day yesterday, pagi-pagi dimulai dengan masak sarapan buat mama dan suami. What, masaaak? Iyeeeh, nggak canggih kayak chef-chef atau ibuk-ibuk yang suka posting resep di blog itu kok, kemaren cuma bikin roti gulung goreng yang resepnya diambil dari sini. Kemarin sempet buat ini cuma beef pastraminya saya ganti kornet, dan saya tambahi buncis dan wortel dicincang, dan enak! Makanya kemarin pagi mau saya ulang lagi keberhasilan saya, tapi.. errrr, kornet yang isinya masih setengah kaleng di kulkas ilang duunk. Akhirnya resepnya diimprovisasi jadi manis-manis, rotinya diolesi mentega, dikasi coklat cair dan keju yang banyak, terus selanjutnya sih langkah-langkahnya sama, dan alhamdulillah Mamah sama suami suka, jadinya abis deh sebelum difoto T___T" bread crumbs itu emang ajaib, segala yang dikasih itu enak kayaknya, hehehe..

Udah, udah, kan ceritanya mau review film, kenapa jadi ngomongin roti ini *glek,lapar* Jadi, setelah sekian lama ngidam nonton Zero Dark Thirty, akhirnya kemarin berhasil juga nonton film ini. Penasaran karena film ini merupakan dramatisasi dari perburuan Osama Bin Laden, directed by the one and only Kathryn Bigelow, dan banyak banget dapet nominasi waktu Golden Globe dan Oscar kemarin.


Lima belas menit pertama dari film ini aja, duh, hati rasanya mencelos banget liat interogasi yang dilakukan CIA ke salah satu tahanan yang dipercayai pernah kontak langsung dengan OBL. Maklum OBL dikenal nggak menggunakan telepon sejak tahun 2008 dan sejak itu dia menggunakan kurir-kurir terpercaya untuk menyampaikan pesannya. Interogasi yang penuh penyiksaan ini yang konon menjadi salah satu aspek penuh kontroversi dari film ini, karena film ini dianggap pro-torture. Jujur saja saya juga nggak tega liat tawanan diperlakukan seperti binatang demi mendapatkan sepotong informasi. Harusnya buat mesin kayak di Person of Interest aja ya, langsung dapat nama tanpa harus menyiksa tahanan.

Di scene-scene awal ini kita diperkenalkan kepada salah satu agen muda CIA bernama Maya, yang ceritanya baru ditugaskan di Pakistan. Si Maya ini direkrut langsung dari high school, dan selama dia jadi agen CIA, dia memfokuskan diri ke intelejen yang berkaitan dengan OBL. Sejak tahun 2003-2011, dia nggak pernah ngerjain hal ini, just OBL.


Karena udah duluan nonton Homeland, mau nggak mau sosok Maya ini ngingetin saya ke Carrie di serial tv Homeland. Sama-sama agen CIA, terobsesi sama sosok penting dalam terorisme (Carrie is deeply obsessed by Abu Nazir), teorinya nggak dipercaya sama orang-orang, dan tetep keukeuh mempertahankan pendapatnya. Sebelas dua belas lah mereka.

Carrie Mathison - Homeland
Maya ini punya teori tentang salah satu orang kepercayaan OBL, kurir pribadinya, yang namanya sering disebut di berbagai interogasi dengan beberapa tahanan. Cuma sampai saat ini belum ada yang tahu nama asli kurir tersebut, yang biasa dikenal dengan nama Abu Ahmed Al Kuwaiti. Maya percaya kalo bisa nemuin si Abu Ahmed, dia bakal mudah menemukan lokasi OBL. Dimulailah pencarian Abu Ahmed yang tentunya nggak gampang ini, sedikit yang percaya sama teorinya Maya, dan berpikir kalo dia mengada-ngada. Sampai di satu saat, ada analis yang mengemukakan teori bahwa nama asli Abu Ahmed adalah Ibrahim Sayeed. Dan tahu nggak harga yang harus dibayar CIA untuk mendapatkan nomor telepon ibu dari Ibrahim Sayeed? CIA harus menyuap seorang Pangeran Kuwait dengan sebuah Lamborgini! Wow.


Karena cerita ini merupakan dramatisasi dari cerita aslinya, tentunya semua orang udah tau dong endingnya gimana, dan apa yang terjadi sama OBL selanjutnya. Tapi walaupun udah tau endingnya, tetep aja film ini menghadirkan suasana suspense yang mencekam dari awal sampai akhir. Walaupun durasi film mencapai 2.5 jam lebih, akan tetapi saya nggak ngerasa bosan sedikitpun menonton film ini.

Untuk Zero Dark Thirty... 4 of 5 stars. Very recommended!

PS. Setelah nonton film ini, keingetan sama salah satu episode terbriliannya The Newsroom, yang judulnya 5/1. Cocok juga abis nonton Zero Dark Thirty, langsung disambung sama episode The Newsroom yang itu. :p

March 11, 2013

Hidden Gem Sukabumi: Citepus, Karanghawu, dan Cibangban

"Kenapa sih kamu suka banget pantai?"
Err, kenapa ya? Bingung juga waktu suami nanya ini ke saya. Soalnya karena pantai bagus? Karena mau seterik apapun pantai ini, kulit saya nggak bakal item-item? (songong mode ON) Atau kenapa ya?

Sebenernya saya nggak bisa disebut anak pantai juga, to be truth saya lebih suka mall (ha! pengakuan, mudah-mudahan suami nggak baca, hahaha..), tapi kalo ditanya lebih suka pantai atau gunung, saya sih prefer pantai. Nothing beats pocket full of sunshine, isn't it? Terus, tambah-tambah lagi saya udah divonis alergi dingin (duh, so much for orang Sukabumi), jadi emang bagus kalo kena udara-udara pantai gitu.

Kemaren sebenernya nggak ada rencana mau jalan kemana gitu, wong paginya masih anteng nonton Person of Interest di kamar. Jam sembilanan udah pingin pergi, tapi kok mendung ya? Berbekal sok nekat, dan literally nggak tau kemana pokoknya asal jalan, jam setengah sepuluhan saya dan suami meluncur ke arah Pelabuhan Ratu.

Pelabuhan Ratu ini terletak di Sukabumi bagian selatan, kurang lebih sekitar 60 km kalo ngukur jarak dari Kota Sukabumi ke pusat Pelabuhan Ratu-nya. Saya sendiri awalnya cuma pingin liat pantai titik, tapi siap-siap perlengkapan menginap juga. Kalau untuk pantainya, saya baru pernah datang sekali ke Pantai Pelabuhan Ratu dalam rangka piknik, selebihnya buat kerja dunk.  Nah tujuan kita hari itu adalah menyambangi pantai-pantai yang lokasinya lebih Barat dan Selatan dibanding pantai Pelabuhan Ratunya.

Pantai pertama yang jadi tempat pemberhentian kita adalah Pantai Citepus. Untuk pantainya sih sebenarnya nggak terlalu bagus, soalnya banyak sampah, hiks. Tapi bisa duduk-duduk di sebelah pantai, karena lokasinya adem di pinggir pantai, dan banyak jajanan juga.



Kita nggak terlalu lama di Pantai Citepus karena suami kepo pingin terus jalan. Pantai kedua yang disambangi adalah Pantai Karanghawu. Sesuai namanya, banyak batu karangnya disini, dan pemandangannya rada-rada mirip Tanah Lot gitu. Menurut saya pantai ini lebih bagus dibanding Pantai Citepus, dan katanya sih, semakin ke barat pantainya semakin bagus karena semakin tak terjamah.



Abis ini udah mulai ragu mau terus soalnya mau kemana sik kita? Berbekal dari artikel ini dan ini, akhirnya kita berdua memutuskan mau menginap di salah satu tempat yang direkomendasikan artikel itu. Dan nggak tau kenapa mobil ini nggak mau berhenti sampai ke daerah Cibangban, itu sekitar 10 km dari pusat Pelabuhan Ratu. Jalannya jelek sekali, sempit, naik turun dan berkelok, but it's all worth it pas akhirnya kita memutuskan untuk menginap di Kuda Laut Resort.

Jalan masuk ke resort ini emang nggak terlalu keliatan, kita aja ampir bablas terus nanjak yang katanya kalo diteruskan akan menuju ke Sawarna. Ada papan petunjuk di pinggir jalan, jadi emang harus jeli aja nyarinya.


Pas masuk ke resortnya, sukaaa banget. Awalnya kesannya rada creepy, soalnya sepi nian (padahal katanya tempat itu udah hampir penuh), tapi nggak beberapa lama kemudian ada satu keluarga bule nempatin cottage di sebelah cottage kita, jadi suasananya nggak spooky, hehe.. Tempatnya adem, cottage satu kamar yang kita tempati juga luas, bersih dan nyaman.


Ada beberapa pilihan cottage disini, selain satu kamar atau dua kamar, AC atau kipas angin, bisa pilih mau yang di lereng atau di tepi pantai. Kalau saya memilih yang di tepi pantai, karena kalau dari lereng terlalu jauh kalau mau ke pantai. Yang seru, resort ini punya semacam private beach, jadi pantainya sepi sekali, betah deh duduk-duduk di pinggir pantai, ngobrol dan nge-teh sama suami tercinta.




Kegiatan disini ngapain aja? Makan, berenang, main air di pantai, bersenda gurau dengan suami (caila..).  Pantainya nggak terlalu ramai, pasirnya lembut enak banget buat jalan-jalan tanpa alas kaki. Kalau buat orang yang suka thrilling activities, mungkin disini rada membosankan ya, nggak ada wisata air atau permainan lainnya. Cuma buat orang-orang yang suka liburan tenang dan quality time sama pasangan atau keluarga, cocok banget deh disini. Saya aja nggak mau pulang, untuk pertama kalinya disini berhasil bangun pagi untuk liat sunrise.

Kalau untuk makanan gimana?
Siang hari saya makan diluar, karena penasaran sama saung-saung seafood yang bertebaran di luar sana. Akhirnya kita berdua makan di Rumah Makan Sari Laut, lokasinya lumayan jauh sih dari resort, dan waktu itu kita juga untung-untungan karena udah lapar banget, tapi emang untung banget sih, soalnya rasanya enak dan porsinya banyak.
Malam hari karena ujan (huhuhu,ujan..T___T" ), kita berdua stay di hotel dan pesen dari restoran hotel. Saya pesan sup tomat ayam, suami pesan nasi goreng ikan, rasanya so-so, nothing special menurut saya. Tapi paginya, kita disediakan breakfast ala Europe (breakfast included harga kamar ya, bisa pilih di menu), dan sarapannya enak! 


Dan langsung nyesel kenapa Senin ini nggak cuti aja, jadi bisa bablas ke Selasa. :p

Over all, puas sama quick getaway ini, nggak nyangka di Sukabumi ada tempat se-nice ini, bahkan suka lupa kalo sebenernya kita berdua lagi ada di Sukabumi sampai nggak sengaja denger staf resort keceplosan ngomong bahasa Sunda. Jadi kalau misalnya cari alternatif liburan (atau honeymoon!) bisa datang ke Pantai Cibangban ini. :)

PS. Baru sadar sepanjang perjalanan kemarin nggak mabuk sama sekali, padahal kalau ke Pelabuhan Ratu masalah kerjaan, mabuknya nggak ketulungan. Zzzz..

March 08, 2013

What do you like for breakfast?

I am definitely sucker for breakfast. When I was a kid, my mother wouldn't let me out before I had proper breakfast. Dan kebiasaan ini pun berlanjut sampai sekarang. Saya nggak bisa memulai hari kalo tidak sarapan. Waktu kecil favorit saya adalah nasi hangat telur dadar tempe goreng dan kecap. Terkadang diganti mie instan. Terkadang ada sup hari kemarin yang dihangatkan. Apapun itu saya harus makan.

Waktu kuliah, mentang-mentang hidup jauh dari orang tua, saya pernah sok-sokan nggak sarapan. Eh, jam sepuluh udah keliyengan dan nggak bisa konsen terhadap APAPUN yang saat itu sedang dikerjakan. Makanya takjub banget sama orang-orang yang bisa tahan nggak sarapan ATAU cuma minum kopi waktu sarapan. What, nggak pusing apa? Hehehe..

Masa pacaran dengan yang jadi suami saya sekarang ini, beruntunglah saya, karena bagi dia sarapan itu sesuatu yang sakral. Favorit saya roti bakar keju dan es stroberi mangga yang dibeli di kantin kantor. Atau kadang-kadang sengaja curi waktu nge-date sama suami, makan bubur ayam atau soto pagi-pagi di kantor.

Setelah menikah dan tinggal kembali dengan orang tua (dan baca beberapa posts dari blognya Erykar), sarapan mulai bergeser ke hal-hal yang lebih sehat. Mama mulai rajin bikin jus TIAP HARI buat saya (ya tiap hari ketika saya baru bangun, literally baru bangun, mama udah di dapur sibuk motongin buah buat dibekel dan diblender). Jangan tanya kenapa bukan saya yang menyiapkan, dapur di rumah itu didominasi sama mama, no kids allowed (dan iya, meskipun saya sudah menikah buat mama, I am still her little kid). Jadi terima kasih buat mama, saya menjadi daily home-made juice drinker. Dan pemakan buah sejati tiap hari.

Jadi makan buah tiap pagi buat sarapan? Oh tentu tidaaak.. Hahaha, walaupun kalau hari kerja saya biasanya sarapan buah karena dibekelin sama mama, tapi dengan berkembangnya breakfast time di beberapa restoran fast food, saya jadi tergoda juga duuunk, apalagi saya paling males tuh masak-masak. Kan tinggal delivery, beres dah! Jiah, untung suami suka makan juga, jadi biasanya weekend kita akan diisi dengan fancy breakfast (eh, lontong padang termasuk fancy breakfast nggak sik? I love it too!). Meskipun porsinya biasanya ampun-ampunan banyak, tapi kan kita based on this quote:

"Breakfast like a king, lunch like a prince, and dinner like a pauper"

yang langsung dicela sama suami tercinta,

"Nggaaaa.. harusnya itu breakfast like a king, lunch like a king, and dinner like a king!"

Yeah right. Whatever.

Jadi setelah mencoba beberapa alternatif sarapan, yang paling saya suka adalah... KFC! Love its every breakfast menu. Udah nggak ada komplen lah kalo sama KFC AM ini mah. (eh, ada ding, kadang-kadang di beberapa outlet, buburnya terlalu cair. Duh, emang nggak ada standarnya harus gimana ya..)

Sebenernya paling suka dari KFC itu chicken porridgenya, tapi kok dicari-cari malah nggak ada fotonya ya? French toast-nya yang enak banget diatas ini sekarang udah nggak ada lagi di menunya. Hiks

McD is okay, tapi biasa aja si paling hash brown potatoesnya yang enak. Yang lainnnya yaaa, so so lah. Kemarin Pizza Hut Breakfast baru tersedia di Sukabumi (finally) dan menu yang saya cobain pertama itu beetato omeletnya. Duh, asiiin! Padahal french toast sama omeletnya udah enak, tapi isian beetatonya itu asin banget. Terus yoghurtnya sedikit banget, bikin meringis liatnya, hehehe..


Makanya percobaan pertama ke PH Breakfast rada-rada mengecewakan dan awalnya sik sampai nggak mau balik lagi kesana. Tapi suatu hari suami kalah taruhan karena MU kalah dari Real Madrid, dan dia hutang satu traktiran makan ke saya. Hahahahahaha, glory glory free breakfast (mudah-mudahan nggak ditimpukin fans MU), dan suami yang belum pernah nyobain PH Breakfast pingin kesini. Mari kesana untuk kedua kalinya.


Karena malas mikir dan takut keasinan lagi, saya pesen breakfast bar-nya. Jadi nanti kita dikasih dua mangkuk salad gitu, dan bisa ambil sesukanya dalam satu trip, kayak ambil salad. Yang mangkuk satu saya isi salad, yang satunya saya isi sereal. Karena nggak bisa milih antara muesli, honeystar, atau frosties, saya ambil aja semuanya, campur jadi satu dan guyur dengan susu UHT dingin.

Enak! Ya namapun sereal ya, pasti enak. Tapi menu yang suami pesen, serupa omelet rice itu, saya lupa nama pastinya, juga enak dan rasanya pas. Haha, padahal waktu awal kesini udah janji nggak bakal datang lagi, eh kok sekarang jadi pas begini ya rasanya? Ketagihan bisa-bisa.

Nah, nggak tau kenapa saya jadi ngelantur kayak gini, intinya sik biar yang baca pagi-pagi ini jadi ngiler, dan yang belum sarapan jadi sarapan. Although I thought for second, it's too late for breakfast. But, go for your brunch now! :D


March 07, 2013

Trust is a basic in relationship. If you can't trust, why bother?

Pertama-tama saya ucapkan alhamdulillah, syukur yang sangat mendalam (ini udah kayak mau pidato ya..) karena Allah SWT memberikan saya suami yang luar biasa. I never, never, never in my life, selama saya pacaran maupun setelah menikah (walaupun pernikahan saya baru seumur jagung ya..) doubt him. Ever. Dan mudah-mudahan untuk seterusnya juga seperti itu. Amin. Nggak tau kenapa ya, apa saya yang orangnya terlalu percaya, apa suami saya yang orangnya terlalu meyakinkan. Yang penting saya percaya dia 100%. Dan dia juga percaya saya sih. Kayaknya. Dia nggak pernah nanya-nanya aneh dan sebagainya.

photo from here
Salah seorang teman saya dulu pernah bilang kalo di dunia ini nggak ada laki-laki yang setia. I keep and keep on denial about it. Really? Saya nggak tahu sih kebenarannya, but I keep faith. Nobody, no one can even have proof that God is exist, but we still keep faith, don't we? That's what I thought. I keep faith.

Hubungan saya dan suami juga nggak mulus-mulus aja, ada ups and downs, banyak masa damai, ada juga masa-masa childish dimana kita (baca: saya) sering egois dan keukeuh mempertahankan pendapat saya.  Walaupun salah. Berdebat deh.Tapi nggak pernah sekalipun saya kehilangan kepercayaan saya sama suami. 

Yakin nggak pernah stalking suami?

Yaaaaah, pernah sik baca bbmnya, atau baca sms yang ada di handphonenya. Sesekali. Suami saya juga jarang twitteran, jadi saya juga jarang liat tab mention-nya dia. Jaman dimana socmed tersebar dimana-mana, susah ya nahan diri buat nggak kepo. Tapi kayaknya suami nggak pernah checking on me, soalnya emang saya orangnya extrovert banget kalo kata dia, kalo ada apa-apa pasti ketauan, hehehe.. Soalnya saya ekspresif sih kalo ada apa-apa, pasti langsung update di twitter atau blog atau path, hehehe...

Kenapa tau-tau nulis ini?

Yaaaaah, miris aja sik. Kenal sama pasangan yang rencananya mau menikah dalam waktu dekat, tapi kayaknya they have very serious trust issue. It's not my business tough, tapi ngeliat kayak gitu bikin saya bertanya-tanya, seriously, you're getting married? Really? Nggak kebayang aja sik, kalo misalnya sebelum nikah aja, kadar kepercayaan-nya seminim itu, gimana nanti udah nikah ya? Marriage is really a work for me, hard work, and we really need good basics in here.

Udah kepalang cinta? Saya adalah satu dari segelintir orang yang percaya bahwa "nggak cukup hanya cinta". Banyak banget hal yang perlu dijaga, perlu diciptakan untuk menjaga suatu pernikahan. Saling percaya satu sama lain juga.

Tapi yaaa, inget ya, bukan berarti harus apatis juga sama kehidupan pasangan. Seenggaknya kenalan sama temen-temen deket pasangan, temen-temen kantornya, orang-orang terdekatnya. Hal ini juga bisa membantu kita untuk meningkatkan kepercayaan kita ke pasangan. Saling cek telepon masing-masing nggak papa kok, I'll never keep any passwords from my spouse, jadi kalo misalnya mau buka ini itu, ya monggo aja. Suami saya juga gitu, mungkin sikapnya yang kayak gitu yang bikin saya percaya sama dia.

Intinya mah mungkin porsi yang tepat kali ya. Kepo sama kehidupan pasangan kita (apalagi bagi pasangan yang punya hubungan jarak jauh) itu perlu, nggak boleh juga kita nggak pedulian. But as long as it doesn't consume you. Capek nggak sih kalo misalnya hubungan dijalani dengan curigaan terus, atau misalnya kegiatan sehari-hari yang kamu lakukan adalah checking on his/her mention tab on twitter, atau stalking on his/her friends just to prove something. Yah, kalo udah kayak gitu, seriously you want to continue your relationship? Wow, relationship is hard work, but THAT's a really hard and consuming work. And you'll do it over and over and over in your life? Poor you.

Disclaimer. Tulisan ini bukan tulisan expert lho, setuju atau nggak setuju, itu sih terserah masing-masing pihak. Lagi pula, every relationship is different, jadi mungkin cara penanganan tiap-tiap pasangan juga berbeda-beda ya. Lagian tahu apa sih saya yang baru sebentar banget ini menikah, ya, ya, ya? So, I am not judging everyone, but if you feel judged, maybe you realize a truth inside my writing. *wink*

March 06, 2013

Java Jazz Festival 2013

Akhirnya muncul juga postingan ini!

Dikarenakan eventnya yang seru banget, jadi males foto-foto dan saya mencoba mengumpulkan foto yang tercerai berai dulu demi postingan ini. Hehe.. Jadi kalo misalnya nggak lengkap gapapa ya..

Disclaimer. Actually, I don't really understand jazz. Ya paling yang standar kayak Maliq, Andien.. Alasan nonton JJF 2013 ini karena pingin kumpul rame-rame aja sama temen-temen. Ya kalo kata suami mah, sekaligus liat-liat musik baru lah, kapan lagi dengan tiket yang murah bisa nonton banyak musisi. Buy 1 get 1 lagi pake BNI Credit Card (numpang promosi yeuk)

Saya dan suami sampai ke lokasi sekitar jam setengah lima, waktu itu janjian ketemuan sama temen-temen yang lain di dalam venue. Saya bbm Yuvie, dia bilang ada di Hall A1. Oke, menujulah kita ke Hall A1 dan disana yang sedang main adalah Indonesia Youth Regeneration (IYR), semacam band jazz yang anggotanya anak-anak muda, vokalisnya Albert Fakdawer lho! Yang pernah duet sama Glenn Fredly di lagu Salam buat Sahabat. Pas kita masuk hall, IYR lagi membawakan lagu Bento dengan aransemen baru. Caem banget! Sayang banget ternyata kita cuma bisa nonton dua lagu terakhir, Bento dengan Rumah Kita. Kalau main lagi tahun depan, harus nonton ni, cinta banget!

Dan, ternyata Yuvie salah bbm, mereka nggak ada di dalam Hall A1, tapi berdiri di depannya. Doh, nggak papa lah ya, yang penting gara-gara salah masuk bisa liat IYR yang keren itu. Terus Eno bbm ngajakin ke hall B1 buat nonton Mellow Motif, tapi otw saya dan suami berenti sebentar di depan Java Jazz Stage, karena ada The Extralarge di panggung. Waaah, suka banget saya sama band ini, dulu pernah liat mereka manggung di Kick Andy kalo nggak salah. Dan sayang banget lagi ternyata mereka lagi mainin lagu terakhir. Duh, dasaaar, gini ni kalo misalnya kutu loncat, dapetnya yang akhir-akhir terus. Zzz..

Sampai di Hall B1, Mellow Motif-nya udah mau mulai. Jujur belum pernah nonton sebelumnya, tapi ngerasa terhibur juga, suara vokalisnya Natasha keren (dan cantik banget dia! Kayak mbak-mbak di film Thailand gitu..)! Mereka bawain lagu-lagu keren kayak Flor De Lisnya Djavan, My Foolish Heart dari Frank Sinatra, dan You've Changed-nya Joni Mitchell.


Pas hampir selesai, saya dan suami sempat memisahkan diri dari yang lain in the need of some beverages. Abis itu kita berdua sempet nonton sebentar Jazz Orchestra of the Concertgebouw di Hall D1 dan Magnus Lindgren di Hall A1. Magnus Lindgren ini sebenernya keren, featuring Gregory Potter lagi, tapi waktu itu nontonnya sedikit terburu-buru karena pingin nonton Indro The Fingers feat Tompi, sedangkan waktu sudah menunjukkan waktu makan malam, jadi harus nyempet-nyempetin makan dulu.

Indro The Fingers so so lah (boong banget gw, maen bass-nya anjir gila kerennya!), cuma mungkin saya ngebandingin sama tahun lalu waktu dia duet sama Tohpati yang lebih dahsyat, walaupun pas Tompi keluar duetnya nggak kalah dahsyat sih. Kita nggak nonton sampai akhir, karena langsung ngacir ke Hall D1 buat liat D'Massiv Jazz Project.


Nggak terlalu berharap banyak dari D'Massiv Jazz Project ini, cuma rada penasaran aja. Highlightnya pas Barry Likumahuwa muncul, wohooo.. kereeen.. Tambah keren, pas ada Mus Mujiono, dan mereka duet bawain "Pergilah Kasih". Oom Muuuus, aaaaaks! Hehehehe...

Kita nonton D'Massiv Jazz Project ini sampai selesai, soalnya lagunya ear-catching semua, lumayan lah bisa nyanyik bareng. Helah, ginilah kalo mau sok-sokan nonton JJF padahal nggak ngerti jazz. Abis dari sini rencananya kita mau nonton Tompi, cuma beuuh, venuenya penuh sesek sek sek! Sempet ragu-ragu terus apa nggak, tapi stamina udah pada menurun juga kali ya, akhirnya memutuskan buat ngadem di Djarum Mild Lounge sambil nungguin Ipang. Prima udah semangat abis, dia ngefans banget sama Ipang soalnya.


Dan ngaret dong! Sebel banget, baru sekali ini di JJF ada show ngaret! Jadi harusnya Ipang ini mulai pukul 23.30, tapi di Kementrian Pariwisata Hall yang nota bene letaknya di depan Djarum Lounge ini lagi ada shownya The Soul Rebels, yang semestinya STOP pas jam 23.30. Tapi ngaret dunk mereka maen terus-terusan sampai jam 12 malem, sumpah te bete abis nungguin mereka selesai maen, soalnya Ipang nggak mungkin main sebelum The Soul Rebels ini udahan, karena soundnya pasti kalah lah. Nggak ngerti ini salah siapa, panitiakah atau si Soul Rebels yang nggak mau turun panggung? :p

Akhirnya setelah menunggu sekian lama... Ipang!!! Yay yay yay! Kenapa saya happy banget, karena ternyata si Ipang ini jadi highlight di Java Jazz kita. Aneh banget ya, orang kesini rame-rame nonton Lisa Stansfield atau Fourplay, kita malah ngedemprok nungguin Ipang. Tapi seperti kata Ipang malam itu, " Gue nggak tau ini genre-nya apa, tapi yang pasti ini keren banget!". Dan iya lho, malem itu Ipang diiringi sama sebuah band jazz (saya nggak tau namanya, ampuuun), dan aransemen lagunya keren-keren. Contoh deh, Ada yang Hilang yang awalnya galau luar biasa berubah jadi ceria seperti ini.


Dan kerennyaaa.. di tengah-tengah Ipang nyanyik Easy Like Sunday Morning, ada Aryo Wahab neriakin dari samping panggung! Terus mereka berdua kolaborasi bareng. Huaaa, gantengnya mas Aryo..



Di tengah-tengah show, Ipang juga sempet nyanyiin "Have I Told You Lately" buat istrinya karena mereka lagi wedding anniversary. How sweet...

Seperti belum puas dengan kejutan, tiba-tiba Ipang mengajak Ridho Slank yang saat itu ada di samping panggung, buat ikut naik ke panggung. Heboh penonton jek..


Intinya, puas, puas banget sama show Ipang malam itu dan menjadi penutup yang manis buat Java Jazz tahun ini. Walaupun awalnya rada bete karena artis yang pingin ditonton ada di hari Jumat semua, hehe.. Sampai ketemu di Java Jazz tahun depan ya teman-teman! :)



PS. Foto dari kamera Prima. Jepretan dia semuanya. Credit to him.
PPS. Update foto didapat dari kamera Mas Wuri. Thanks ya Mas! :)

[SUKABUMI'S SPOT] Kafe Viesta

Sudah beberapa kali saya menulis tentang Sukabumi. Alasannya banyak sih. Pertama, gara-gara ada seorang teman yang menganggap Sukabumi sangat membosankan sampai dia pingin mati aja disini. Zzzz. Kedua, saya kan putri Sukabumi (caila..), masa saya nggak mau sih mempromosikan kota tercinta ini? Ketiga, emang banyak tempat-tempat makan enak sik di Sukabumi, hehehehe.. Itu aja sik, alasannya ternyata nggak banyak-banyak amat ya?

Malem apa itu ya, pokoknya abis gajian, saya pingin banget makan sedikit hedon, hehe.. Jadi, waktu itu saya ngajakin teman-teman ke Kafe Viesta, lokasinya di Jalan Siliwangi Kota Sukabumi, deket pertigaan Rumah Sakit Bunut, keatas sedikit, kalau dari bawah letaknya di sebelah kiri jalan. Saya sendiri jarang sih kesini, dan terakhir kesini mungkin udah dua tahun lalu, jadi lupa kayak gimana disana. Ternyata banyak perubahan dari terakhir kali kesana, tempatnya jadi lebih enak, ada wi-fi (walaupun harus bayar, grrr..), sama ambience-nya enak buat nongkrong dan ngedate. Dan saya lupa foto-foto tempatnya. Maaaaaap, abis gym dan lapar luar biasa waktu ituh. Hehehe.. Dan karena lapar itu saya nggak sempet foto-foto menu temen-temen, abisnya kasian, kayaknya udah pada lapar semua. Maap ya, review macam apaaa iniii.. *keplak pake keyboard PC*

Ini namanya kalo nggak salah Beef Potato Mozarella. Menu temen sebelah saya yang sempet ke-capture. Harganya Rp. 25.000,- sempet nyoba, dan enak! Suka deh pokoknya.
Lemon tea. Lupa harganya, tapi sebagai orang yang sangat pemilih terhadap rasa lemon tea, saya akui rasanya enak :D
Chicken mozarella, menu yang saya pilih. Harganya kalo nggak salah Rp. 35.000,- cuma sayang banget rasanya biasa banget. Ayamnya sedikit alot, sayang banget, padahal sausnya enak.
Menu yang lain yang nggak kefoto itulah yang bikin ngiler. Emang rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri selalu ya.. Tom yamnya enak, porsinya banyak, seafoodnya banyak! Nggak rugi. Terus ada yang pesen nasi kebuli, selain porsinya mantap, rasanya juga enak. Harga disana untuk minuman dimulai dari Rp. 10.000,- kalo makanan berkisar antara Rp. 25.000,- sampai berapa ya? Soalnya kalo nggak salah disana ada steak impor juga yang harganya lumayan mahal.

Jadi, kesimpulannya, makanan minuman disana ada yang enak dan ada yang biasa, tapi atmosfer dan suasana disana oke banget deh. Akhirnya kita juga ngabisin waktu sampai malam buat ngobrol-ngobrol cantik aja. Worth to try lah kesini.

CHEERS!




March 04, 2013

[MOVIE REVIEW] Silver Linings Playbook


Weekend kemarin akhirnya sempet nonton Silver Linings Playbook! Penasaran banget sejak film ini banyak diperbincangkan di twitter, dan banyak yang terkesan sama film ini. Terus tambah penasaran karena Jennifer Lawrence berhasil memenangkan Best Actress di Academy Awards karena perannya di film ini. Jujur aja waktu tahu kalo J-Law dipasangkan dengan Bradley Cooper disini, saya rada sangsi, abisnya selain perbedaan umur yang cukup jauh, saya terbiasa menonton J-Law menjadi Katniss, dan kayaknya sik nggak bakal ada chemistry-chemistynya sama Bradley Cooper.

Eh salah lho!

Ternyata chemistrynya dibangun dengan baik, pelan-pelan sih, cuma pasti. Di awal cerita kita diperkenalkan dengan tokoh Pat Solitano, Jr (Bradley Cooper). Pat Jr baru dibebaskan dari semacam pusat rehabilitasi untuk pengidap penyakit jiwa karena jaminan dari ibunya terhadap pengadilan. Usut punya usut ternyata Pat Jr mengidap bipolar disorder (nantinya ketauan juga kayaknya bapaknya mengidap penyakit jiwa, OCD or something, saya nggak terlalu menangkap) dan ketika dia menangkap basah istrinya, Nikki, selingkuh dengan  rekan kerja mereka, seorang guru sejarah di tempat mereka berdua mengajar, Pat naik darah dan memukuli guru sejarah tersebut.

Setelah delapan bulan di rehabilitasi, ibu Pat Jr menjamin Pat ke pengadilan agar Pat Jr bisa keluar dari rehab. Setelah keluar Pat Jr berusaha untuk kembali ke Nikki, padahal dia memiliki restraining order sehingga tidak boleh berhubungan dengan Nikki. Disini mulai terlihat bagaimana bipolar mempengaruhi perilaku Pat Jr, dan juga mempengaruhi keluarganya. Saya salut sekali dengan ibu Pat yang sabar luar biasa menghadapi anak dan suaminya yang bisa dibilang sama-sama gila dan emosian.

Lalu, mana J-Law yang ditunggu-tunggu? Suatu hari Pat Jr diundang ke makan malam yang diselenggarakan oleh teman dekatnya, Danny dan Veronica Maxwell (hello there, Julia Stiles!). Ternyata pada makan malam itu, Tiffanny (J-Law) adik dari Veronica ikut diundang.

Mulailah percakapan-percakapan lucu antara Pat Jr dan Tiffany. Chemistrynya? Luar biasa. J-Law sama sekali tidak menunjukkan ke-Katniss-annya di film ini. Skrip yang lucu pun tak berhenti membuat saya tertawa terbahak-bahak sepanjang film.
Tiffany: Hey!  
Pat: What the fuck? I'm married!  
Tiffany: So am I! 
Pat: What the fuck are you doing, your husband's dead!  
Tiffany: Where's your wife?  
Pat: You're crazy!  
Tiffany: I'm not the one who just got out of that hospital in Baltimore.  
Pat: And I'm not the big slut!... I'm sorry... I'm sorry... I'm sorry.  
Tiffany: I was a big slut, but I'm not any more. There's always going to be a part of me that's sloppy and dirty, but I like that. With all the other parts of myself. Can you say the same about yourself fucker? Can you forgive? Are you any good at that? 
Jadi akhirnya gimana? Bradley Cooper berhasil memainkan seorang pengidap bipolar yang berusaha untuk memenangkan kembali hati istrinya, termaksud dengan membaca semua buku yang masuk silabus istrinya, dan berdansa dengan Tiffany agar Tiffany mau menyampaikan surat darinya kepada Nikki. Lalu bagaimana dengan Tiffany yang tampaknya mulai tertarik dengan Pat Jr?

Sebagai penyuka happy ending, saya browsing sebentar endingnya (hahaha, it's cheating, but what can I say? I can whine forever when I watch some sad ending story. Dan baru inget kalo Pat Jr juga nggak suka buku dengan ending yang sedih). Syukurlah film ini berakhir dengan happy ending seperti film-film drama romantis pada umumnya. Tapi bisa dibilang, the result doesn't matter. The process matters. A lot. Disini juga bisa liat Bradley Cooper dan J-Law nge-dance! Seru sekali!

Jadi, untuk film ini, 4 dari 5 bintang. Suka-suka pemainnya, plotnya, skripnya, bahkan soundtracknya. Bisa liat Robert de Niro dan Chris Tucker juga disini! :)