Pages

December 26, 2012

Menjadi Ibu

Hari Ibu 22 Desember 2012. Selamat Hari Ibu untuk wanita-wanita hebat di Indonesia!

Saya berada jauh dari ibu saya. Karena kebetulan ibu saya sedang ke Surabaya menghadiri pernikahan salah satu anak temannya.

Tapi saya beruntung karena saya menyaksikan teman terdekat saya bertransformasi menjadi seorang ibu. 

Nggak bisa dipungkiri, sosok ibu menurut saya merupakan profesi yang hebat. Nggak ada satu pun keraguan di dalam hati saya, bahwa nggak mudah menjadi ibu. Mau itu ibu bekerja, ibu rumah tangga, ibu freelancer, nggak ada yang namanya part time mother. Menjadi ibu adalah pekerjaan full time. 24 jam sehari. Tujuh hari seminggu.

Walaupun saya belum menjadi ibu, saya selalu terpesona membaca artikel di The Urban Mama maupun Mommies Daily. Bagaimana ibu-ibu tersebut berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. Belajar tiada henti agar informasi yang ada bisa ter-update, sehingga tidak termakan "Katanya" yang sudah bercokol di tradisi keluarga.

Kemaren saya membaca timeline milik salah seorang teman di twitter. Saya lupa isinya, akan tetapi kurang lebih menyatakan bahwa menjadi ibu merupakan pencapaian terbesar bagi seorang wanita. Saya merasa tergelitik membaca ini. Bukan berarti menyalahkan, karena pendapat itu tidak sepenuhnya salah, tapi menurut saya, ini juga tidak sepenuhnya benar.

Disclaimer. Ini merupakan pendapat pribadi saya. Tidak ada yang benar ataupun salah, baik dari pendapat teman saya maupun pendapat saya.

Kalau menurut saya, menikah dan memiliki anak itu merupakan pilihan bagi setiap wanita. Bagi beberapa wanita, mungkin itu merupakan pencapaian terbesar dalam hidupnya. Bagi beberapa wanita lainnya, mungkin bukan. Kalau menjadi ibu merupakan pencapaian terbesar bagi wanita, bagaimana dengan wanita yang tidak bisa memiliki anak? Atau memilih tidak memiliki anak? Apa berarti hidupnya merupakan suatu kesia-siaan karena tidak dapat mencapai tujuan terbesarnya dalam hidup?

IMO, pencapaian terbesar bagi seorang wanita (bahkan untuk seorang manusia) adalah kebahagiaan. Kita nggak tau pasti apa bentuk kebahagiaan itu, karena akan berbeda bagi setiap orangnya. Bagi sebagian orang, mungkin itu bayinya. Mungkin keluarga. Suami. Karir. Louis Vuitton Neverfull. I'll never judge, because it'll be totally different for every one.

Jadi, rasanya sedih sekali kalau pencapaian terbesar dalam hidup kita masih terkotak-kotakan, terutama oleh masalah gender. Saya bukan seorang feminis, dan pada suatu saat ketika saya insya Allah diberikan anugerah berupa seorang anak, mungkin juga saya akan berkata bahwa menjadi ibu adalah pencapaian terbesar bagi saya. Saya tidak tahu. Tapi yang saya tahu, saya akan fokus ke kebahagiaan saya sendiri. Saya tidak akan menilai dan meng-underestimate-kan kebahagiaan orang lain.

Sekian dari saya. Apapun pendapat saya, ibu adalah makhluk yang memang luar biasa. I never doubt that. :)

No comments:

Post a Comment