Pages

August 12, 2011

Written in the Past

I like to write. But there was a time, when I was addict in writing. It's not big deal, I only wrote journal. I used to brought my journal practically everywhere, so when something happened, or if there were important moments, I could write them in my journal. It's kinda like photographer and his/her camera, be ready for capturing every moments in life. That was me and my journal. At that time, there were only few people using mobile phone, no pad, no tab, no notebook. I used diary and pen.
Believe it or not, I even brought it to my high school sound festive. So, when I met someone that I liked (at that time!), I could write exactly how I felt. What he wore. Explained what surrounds us.
Re-read my past journal makes me remember how a person could take your breath away so easily. How you could break down and cry just because someone ignored you. And how happy you were, when you realized he was there, inside your viewing distance.
Re-read my past journal makes me wondering how geeky I was. Imagine, a weird girl, when her friends were busy chit chat, mingling around, she was too serious writing her journal. Creepy, huh? That explains why I didn't have many boyfriends at that time. :p
But I am not regretting it. I got a full box of my journals. I've been writing them since I was elementary school, but the most productive time in my writing life is high school. Yes, love can give you huge strength and great inspiration. Miserable love, specifically. I found that I loved to be miserable. More miserable my love life was, more creative I was. I put colorful ink, created some kind of scrapbook, attached some song lyrics.
I still write. Not so much, because of limited time. And limited inspiration. And when you can pour everything into blog or  twitter, you'll forget your classic journal soon. I still have one, half-full. And hilariously, when you look at my journal now, there are only two ink colors, black and blue. No photos, no song lyrics. I used to write a long story, but now I only write short once. My journal now is full of financial planning, monthly cash flow, how much I've spent this month, and what for. Or what I should do in a year, two years, three years later.
I am not ashamed with my journals. They are my life. They are me. Maybe some experience in it are creepy, some are laughable, some are sad, some are unbelievable. But whatever it is, it has brought me here. And I'm so grateful that I've decided to copy it into writings.
:)

August 05, 2011

Picture Tells Thousand Words!

Hey!
Lately I enjoy spending time by compiling pictures. Thought I'd like to share them here, but don't laugh at them. They're just bunch of silly pictures! :D

Mirror-Capturing Series :D

Random Narcissistic Series

Series to Toba

Training Series

Training (2) series

Birthday series

Tidung - Holiday series

Selabintana Series

Hobby Series (I try to explain that I love books, travel and food a lot! hahaha.. )
Hope you enjoy! Feel free to leave comments! :D

August 01, 2011

Bittersweet Birthday

I am about to post this one in Bahasa (well, I am gonna use mixed language, but most of them is in Bahasa). I apologize but I'll be back with English in my next post.

Jadi, Sabtu kemarin adalah ulang tahun gue yang ke 23 (sigh). This year I wasn't feeling anything. Maksud gue, tau gak sih perasaan deg-degan kalo hari ulang tahun mau datang? Do you feel it? Or is it just me? :D
Apa gara-gara udah mulai tua juga ya, jadi gak ngerasa ada special feeling? Atau karena kerjaan ya ridiculously super banyak?

Tapi ternyata hari Sabtu kemarin quite superb. Gue bingung sebenarnya, gue bahagia, tapi gue juga marah. Kesal. Sedih. So, this is the story.

Jadi pagi hari Sabtu, gue pergi sama Wulan ke Depok buat nonton Harry Potter and Deathly Hallows part 2. Yeah, poor us, in our hometown, there is no cinema. At all. But, why's so sad, when anywhere and anytime you can buy pirate dvd? :D
Perjalanan ok, macet dikit-dikit, since I thought everyone were going out welcoming Ramadhan. Singkat cerita, akhirnya gue sama Wulan sampai ke Depok, dimana Wulan's boyfriend sudah menunggu disana.

Eits, where's mine?

Hal pertama yang bikin gue kesal adalah ternyata cowok gue lagi nungguin cakes delivery yang gak dateng-dateng. Jadi, dia order birthday cakes gitu, janjian ketemuan jam 9, tapi sampe jam 11 orangnya masih di jalan. Oh my God, emang dia dari luar kota gitu?
I was so disappointed. Yeah, not my boyfriend's fault, but still... Masa gue harus ngintilin Wulan sama Teguh (cowoknya) kemana-mana sih? Yeah rite, akhirnya karena si orang kue gak dateng-dateng, gue akhirnya bilang ke cowok gue, just leave that cake and cakeperson, cause I don't give a damn about it anymore. Oh, silly, but I need him more than that stupid cake!

Akhirnya sang pacar datang, perasaan gue sudah mulai membaik, trus kita makan sambil tiup lilin! Dan buka kado. *grin*
Okay, I'll admit. I didn't blow the candle, we didn't even light it on. I just put the candle for the documentation use. :D

Stupid cake! But that's the sweet of him, bring me this!

The gift from my boyfriend. Thank you, Love!
Abis makan, nonton HPDH part 2. Been waiting this moment since... I don't know. Pertama nonton Harry Potter, adalah filmnya yang kedua, Chamber of Secret, bareng Wulan (yes, dimulai dengan Wulan,diakhiri juga dengan Wulan), waktu kelas 1 SMA, and we were 15 years old back then! Amazing right? It's been 8 years since the second movie, 10 years since the first one.

The film was good. Gue nangis di beberapa adegan, tapi sejujurnya untuk Battle of Hogwarts, imajinasi gue lebih liar pas baca bukunya. Hehe, a friend said, kalo misalnya mau nurutin imajinasi gue, filmnya mungkin baru dibuat tahun 2020! Tapi secara keseluruhan filmnya sangat menghibur, kecuali bagian akhir yang menurut gue sinetron banget. :D
Thanks buat Teguh yang mau bela-belain pulang kantor mampir dulu buat beli tiket ya!

Selesai nonton, kita makan lagi (oh my God), but this time is my treat. :D
Do you notice that my friend, Wulan, wears t-shirt with number "3" on it? It was her 3rd anniversary with her boyfriend! yeah, happy anniversary. Well, it should be my 2nd anniversary too, but I am not very sure when exactly my boyfriend and me started to date. :D He insists that it was July 30th, but I am not quite sure. :p



Selesai makan gue pisah sama Wulan, karena dia sama Teguh mau berangkat futsal (eh, am I right? Lupa gw, I didn't really pay attention), dan gue mau ke rumah cowok gue di daerah Kampung Rambutan. Nah, tibalah saat-saat menyakitkan itu dimulai.

Normalnya dari Depok ke Kampung Rambutan itu sekitar 45 menit. 1 jam kalo udah ditambah macet-macet dikit. Gue udah mulai curiga pas taksinya merayap terus gak abis-abis. Biasanya emang gak kayak gitu, malam Minggu sekalipun. Kecurigaan gue mulai bertambah saat liat ada truk bawa orang-orang berbaju putih ngibar-ngibarin bendera dengan tulisan-tulisan Arab diatasnya.
Awalnya gue mikir, oh, ini konvoi orang-orang yang mau pengajian. Biasa kan, mereka kalau konvoi mau datang ke suatu pengajian (yang habibnya dari Arab itu tuh), atau mau ada acara tabligh akbar, atau apapun, emang suka rada bikin macet. Tapi biasanya gak separah ini.

Dan jreng, jreng! Setelah dua jam macet, dan sampai ke suatu persimpangan, gue lihat apa sebenernya bikin macet. Jadi ada satu jalur jalan di daerah Tanjung Barat (dari Pasar Minggu arah ke Depok) yang orang-orang itu tutup, dan mereka ngadain pengajian disitu. Iya, di jalan raya. Literally gelar tiker di atas aspal. Nutup jalan, mengakibatkan arus yang dari Pasar Minggu gak bisa lurus langsung ke Depok, harus muter di putaran Rancho dulu. Dan, stupidly lagi mereka maksa buat bikin jalan Depok ke arah Pasar Minggu yang awalnya satu arah, jadi dua arah, padahal jalan itu dari Depok udah macet parah!

Gue gak tau yang mana yang lebih stupid, panitia acara itu apa yang ngijinin acara itu diselenggarakan disitu. I didn't take any pictures, BB gw sama pacar udah mati dari kapan tau. What the hell they are doing there? Maksud gue, apa mereka gak punya tempat lain yang lebih proper apa? Mesjid? Lapangan? Kenapa harus jalan raya yang notabene adalah milik orang banyak? Kenapa harus cari pahala dengan cara menyusahkan orang lain?

Gue sama sekali gak antipati sama pengajiannya, gw juga Muslim. Tapi kalau kayak gini caranya, jangankan mau ngambil hati yang non-Muslim, gue aja caci maki terus orang-orang itu. Mungkin gue emang gak ada keperluan ya, gw lagi gak in hurry, tapi gimana sama bapak-bapak yang abis pulang kantor pingin cepet ketemu istri anaknya? Gimana sama ibu-ibu yang capek diatas motornya? Gue mulai nangis, pas supir taksi gue ngomong (padahal sepanjang jalan dia diem lho), "saya baru keluar, setoran belum dapat sama sekali, dan ini udah hampir 3 jam..". How could they do this to us?

Tapi kan cuma sekali seminggu? Atau sekali sebulan? Yeah, right, jadi kalo misalnya cuma sekali sebulan, lo gapapa nyusahin orang gitu? Kalo cuma sekali sebulan, gapapa lo ngambil hak orang lain? Kalo gitu, ijinin aja koruptor keliaran, pencuri keliaran, dengan syarat mereka cuma boleh nyolong sekali sebulan. What's the difference, anyway?

Dan akhirnya gue sampai di Kampung Rambutan dalam waktu... 5 JAM. Itu pun dengan menyemangati bapak taksi buat ambil kanan masuk pintu tol di depan Gedung Antam. Di dalam tol, gue masih liat arah ke Pasar Rebo macet luar biasa, dan mungkin kalo gue gak masuk tol, gue bakal berakhir dengan nyampe subuh ke Kampung Rambutan.

It's silly. Gue bukannya menyesali kenapa ini semua terjadi di ulang tahun gue. Gue cuma mikir, kenapa masih ada sekelompok orang-orang bodoh yang berpikiran sempit seperti itu. Kenapa harus di jalan raya sih? Pingin dilihat orang? Trus apa bedanya sama riya? Gue benar-benar ingin melakukan sesuatu, tapi gue gak tahu harus apa. Posting ini yang cuma bisa gw tulis untuk ngasih tau ke orang-orang banyak apa yang terjadi.

So that was my birthday. Sweet beginning, bitter ending. Tapi gue masih bersyukur Allah udah menjaga gue selama 23 tahun ini, dan mudah-mudahan akan begitu terus selama tahun-tahun mendatang. Amin!
It's sign for 2 and 3, my age now. 23! I am getting old! :D