Pages

June 16, 2010

Too tired, too lazy

No, I am not doing any hiatus or anything similar, but actually I am having my busiest week ever after two months of "vacation time" at home. It's been a week, and I can say that I should get my body adapting to my new condition.
First adaptation is getting busy of course. No infotainment time (but still I know what's going on between Ariel, Luna, and Farhat Abbas. And by the way, I miss watching Luna Maya on TV). No internet time (almost, I still able to steal time with my mobile). Well, I miss tweeting. I miss reading everyone's blab. I miss blogwalking. And I miss writing.

OK, I'll tell you. I am now officially employed! Hahahaha.. finally after two months of seeking. Well, this is my second company, so without underestimating my first company, I'll start making comparison. It's kinda hard, because my education background is completely different, so I have to begin all, everything from very first beginning, but it's alright. Learn something new, it's tiring, but honestly I don't even think that it'll be very interesting. Satisfied for this result, I'll try to get my best in my position now.

Can't talk much, because I have to prepare for tomorrow exam. Yes, exam, like old days, college days. But, once again, it's very interesting. Wait until I tell you more.
I'll visit your blog as soon as I have enough time. I predict that I'll be busy in next 2 weeks, so if I don't read yours, please apologize me. I promise, I'll come soon.


I miss you all. How's your life going? I wish you enjoy life. :)


X,
Dela

June 02, 2010

Disappointing Part of GSS Race

So, maybe some of you had heard that Diana Rikasari and Hanzky from Fashionese Daily are Indonesia's representative to participate in Great Singapore Sale Shopping Challenge in Singapore of course. I am a bit lazy to describe the mechanism, but you can read about it here and here.

What makes me so upset is when I read @fashionesedaily timeline at the race day. It mentioned about unfair play, cheating part, and incomplete solution. But, there was no more explanation, so I waited impatiently until both of Diana and Hanzky came back to Jakarta, and explain what had occurred there.

Uh-oh. It's really annoying. I won't tell full story here, but you can read it from Diana's blog and Fashionese Daily. Read it. I am suggesting you to read it. I can even feel their upset, anger, and sadness.

Well, for you, I really hope you can spread this story. You can write in blog, twitter, facebook, or other media. We have to prove that we are not weak country, whether it doesn't only related to Indonesia as one of participant, but the other participants who have followed race fairly. So, if you are person with integrity, honesty, and morality, please feel kindly to spread about the story. :)

June 01, 2010

ZARA raise MALICE?

too lazy to write in English, what would you say if now I am writing in Bahasa?

Gapapa ya, sekali-kali. :)

What's life, what's life? Mine is gorgeous. Thanks God for blessing me every day, for giving me time to living my life well and appreciating every breath that I take. I really know that You won't let me down, will you?

(Tuh kan, balik lg ke English. Plin-plan deh gw)

Jadi gini. Kemarin waktu gw browsing suatu brand yang lumayan ternama di negeri kita ini, okelah gw sebut aja, tapi bukan iklan, ZARA, gak sengaja Google membawa gw ke thread di salah satu forum yang lumayan ternama juga di negeri kita. Judulnya yang catchy, dan ditulis dengan huruf kapital semua makin membuat gw penasaran. ZARA = PEMBODOHAN KONSUMEN.

??? Makin penasaran, gw buka thread itu, baca satu persatu posting dan replynya. Intinya, orang yang buka thread itu (istilahnya apa sih, gw belum terlalu familiar) berkata kalo ZARA Indonesia itu:



1. Absurd. Karena waktu ada sale, pihak tokonya menutup semua fitting room, dan tidak mengizinkan setiap orang masuk dan mencoba barang yang akan dibelinya.


2. Salenya adalah baju sisaan DUA musim lalu. Sedangkan si penulis bilang dimana-mana kalo sale itu harusnya LAST SEASON, bukan LAST TWO SEASONS.

3. Salenya tetap mahal. Misal dari 299.000 hanya turun ke 229.000 saja.

4. Terlalu diagungkan kalo di Indonesia. Menurut pengalaman penulis yang pernah di Belanda, disana lapak ZARA berada di basement apartement orang, bukannya di mall mewah seperti di Indonesia.

Lalu gw baca replynya lagi, dan makin mengerutkan kening. Ada yang bilang Zara itu produk jelek, lebih baik beli produk Indonesia. Ada yang bilang kalo konsumen Zara itu bodoh, karena hanya mengutamakan brand saja. Ada juga yang berpendapat para pemakai ZARA gak usah songong, karena sebenarnya di luar itu produk ZARA adalah barang murahan. Bahkan disetarakan dengan Ramayana di Indonesia.

Langsung sisi evil gw mencuat. Hehe, mungkin opini gw bakal sedikit parah, tapi ya ini yang gw pikirin waktu pertama baca thread itu. Gw sih setuju sama poin nomer satu, dimana sedikit keterlaluan kalo tidak mengizinkan konsumen untuk menggunakan fitting room, meskipun dalam keadaan sale. Gw juga amat sangat setuju bahwa sebaiknya kita membeli produk Indonesia. Gw suka Zara lho, jangan salah, tapi gak memaksakan aja untuk beli walaupun affordable. Toh, kalo sepatu gw lebih suka eye-ing ke Wondershoe. Murah, produk dalam negeri.


Tapi makin ke bawah, gw makin menemukan komentar-komentar yang amat sangat menyudutkan, bahkan cenderung menjelek-jelekan. Gw bukan penggemar forum sih, jadi gak begitu terbiasa dengan bahasanya. Mungkin memeng bahasa yang dipakai seperti itu, gw gak tahu. Tapi sepertinya makin lama thread ini makin gak fair buat Zara. Dan beberapa brand lainnya yang tersebut. Intinya penyerangan satu arah.


Bisa dilihat pola pikir kebanyakan orang, yang masih terlihat picik menurut gw. Oke, itu kan pendapat mereka, gw hargai, tapi gw juga mau menyuarakan pendapat gw. Gw gak bela Zara lho, jangan salah, tapi kalo kasarnya gw bilang, "Kalo misalnya gak bisa beli, ya gak usah beli. Jangan berakhir dengan menjelek-jelekan merk seperti Zara. Kalo misalnya gak affordable, ya cari aja barang buatan dalam negeri yang sesuai dengan kantong kita. Jangan paksa beli barang bermerk pada waktu sale, dapet produk yang gak sesuai, dan pada akhirnya misah-misuh gak keruan di thread."


Manusia kurang bersyukur dengan apa yang dia miliki. Selalu melihat ke atas, melihat pada barang yang tidak dimiliki, dan akhirnya berujung pada rasa iri. Dengki. Dan pada akhirnya, cara yang pas untuk menyalurkan kedengkian itu adalah dengan menjelek-jelekan sesuatu yang tidak tercapai itu.


Gw sendiri suka melakukannya. Iri sama orang yang bisa beli sepatu jutaan. Dan kadang-kadang membatin, "Buset, satu sepatu bisa gaji gw setaon." Tapi pada akhirnya, gw inget, they do have the money, and their way to splurge it. Salah bagi kita kalo menjudge orang dari sejumlah uang yang dikeluarkannya. Dia beli tas 10 juta, mungkin juga dia mengeluarkan 10 juta untuk sedekah misalnya. We'll never know.


Intinya, gak usah deh sirik-sirikan sama orang. Dengki gak bawa hasil kok, apalagi sampe menjelek-jelekan sesuatu. Kalo memang gak suka, biarkan orang lain menyukai dengan caranya sendiri. Bhinneka Tunggal Ika, kan? :)


Jadi ngelantur kemana-mana. Parah gw kalo uda cerita. Yah, silakan deh dimaknai dengan persepsinya masing-masing. :)