Pages

November 12, 2009

en la lluvia, cuando le recuerdo..


snif!snif!

saya terpaku melihat hujan di luar yang begitu deras, sambil membayangkan bagaimana keadaan di proyek saya yang berjarak kira-kira 50 meter dari kantor saya.
jalan dua lajur di depan tergenang air, nyaris seperti banjir.
saya ngeri membayangkan proyek yang pasti akan begitu becek, sehingga akan sayang sekali jika saya kesana dengan memakai flat shoes kesayangan saya ini. mungkin memang sudah saatnya untuk mempertimbangkan membeli sepasang bot. yang kuat, yang tahan air.
saya paling benci kalau kaki saya terkena air.

belum lagi telinga saya yang terus berdenging.
ini adalah sakit terparah saya sejak saya hijrah ke jakarta.
biasanya, setiap saya sakit, saya cukup istirahat sehari penuh, lalu bengun keesokannya dengan badan yang segar bugar.
tapi, sudah empat hari ini badan saya gak keruan.
telinga saya berdenging, sakitnya bukan main.
saya bahkan mempertimbangkan untuk pergi ke spesialis THT hari ini.

saat-saat seperti inilah, tanpa memperdulikan umur saya yang sudah menginjak 21, saya sangat membutuhkan mama.
sepertinya obat terampuh di dunia, jika saya bisa tidur beristirahat di pangkuan mama.
mendengar mama menasehati saya, sambil memijat punggung saya lembut. membuatkan saya susu hangat. membujuk saya minum obat.
sangat tidak bijaksana, mengingat saya seharusnya sudah mampu berdiri sendiri, membuang semua kemanjaan saya. tidak menyusahkan mama.
kadang, seperti ada pertentangan batin. antara mengabarkan mama keadaan saya sekarang, atau tidak. berkata saya sakit, atau berbohong bahwa saya baik-baik saja. saya takut membuat mama khawatir. takut membuat mama merasa bersalah karena tidak bisa menemani saya disini.

saya kangen mama. tak perduli baru hari minggu kemaren saya bertemu.
saya tidak tahu, kapan saya bisa melepaskan mama. untuk selamanya saya akan menjadi seorang anak. anak mama.

1 comment:

  1. sy juga ank mama bu. :-)
    masa anakny tetangga? heuheu

    iy, mmg luar biasa y seorg ibu itu.

    wajar klau surga itu ditelapak kaki ibu.

    ReplyDelete